Bekraf Gelar Kelas Keuangan Bagi Artis-Manajer

Pelatihan diberikan agar artis beserta manajer mengetahui dasar pengelolaan pribadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif melalui kedeputian akses permodalan menggelar kelas pengelolaan keuangan bagi 50 artis beserta manajer artis yang tergabung dalam Asosiasi Ikatan Manajer Artis Indonesia (Imarindo) di Jakarta, Kamis (19/4). Pelatihan perencanaan bisnis serta pengelolaan keuangan itu diberikan agar artis beserta manajer dapat mengetahui dasar pengelolaan keuangan pribadi sekaligus memahami instrumen investasi yang ada di Indonesia.

"Pengelolaan keuangan penting bagi artis dan manajer artis agar penghasilan yang diperoleh secara seasonal (musiman) dapat dimanfaatkan secara bijak dan apabila ada kelebihan dananya dapat diinvestasikan pada instrumen keuangan yang tepat," kata Direktur Akses Perbankan Bekraf Restog K. Kusuma dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Bekraf membagi acara tersebut menjadi empat sesi, yaitu tentang pengelolaan keuangan, investasi, keuangan usaha, sesi berbagi, serta permodalan dan pembiayaan perbankan syariah.

Founder Financial Wisdom Eko P. Pratomo turut hadir untuk memberikan materi terkait keuangan personal bertema wakeup call membangun kecerdasan finansial serta materi investasi personal bertema investasi dasar cerdas berinvestasi.

Penasehat keuangan independen Mohammad B. Teguh, juga dihadirkan untuk memberikan penjelasan keuangan usaha bertema cerdas kelola usaha.

Selanjut, ada pula Co-Founder Hahaha Corp Artis Management Dipa Andika N. yang berbagi pengalaman manajer dan artisnya.

Bekraf juga bekerjasama dengan Bank Muamalat Indonesia untuk menjelaskan permodalan dan pembiayaan perbankan syariah yang bisa diakses pelaku ekonomi kreatif.

Restog berharap kegiatan yang digelar Bekraf dapat meningkatkan kapasitas artis dan manajernya untuk lebih baik dalam mengelola keuangan.

"Sehingga, mereka ulet mengelola keuangan sekaligus mengetahui instrumen investasi yang sesuai dengan siklus sumber penghasilan mereka," ujarnya.

Let's block ads! (Why?)