Sosok.ID - Penyanyi pria pendatang baru ini kini jadi bahan perbincangan publik setelah sukses dalam sebuah film yang baru-baru ini tayang di bioskop.
Mengawali karier sebagai musisi muda yang bergenre jazz, menjadi tantangan tersendiri baginya.
Bahkan ia harus putar otak agar lagu-lagu ciptaannya dapat dinikmati oleh publik Indonesia.
Ternyata sebelum jadi terkenal seperti saat ini, dirinya sempat menjalani kehidupan keras jauh dari negaranya.
Belum lama ini ia menceritakan pengalaman pahit sekaligus manis yang pernah ia alami sebelum terkenal seperti sekarang.
Ardhito Pramono dalam siaran podcast mengaku pernah banting tulang demi menyambung hidup di negeri Kangguru, Australia.
Bahkan perjuangan untuk dapat menyambung hidup di negeri tetangga itu telah ia mulai sejak ia berusia 17 tahun.
Dilansir dari Grid.ID, Ardhito pun mengatakan pernah menjalani kehidupan sebagai pelayan restoran cepat saji hingga buruh katering di usia remajanya.
Hal itu ia lakukan semata-mata lantaran ia harus menyambung hidup karena jauh dari kedua orang tuanya.
Tak hanya itu saja, pemain film NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) tersebut mengaku juga pernah jadi pegawai di sebuah kedai kopi di sana.
Namun dirinya tak begitu lama hidup di negeri Kangguru dan kembali lagi ke tanah air.
Satu tahun bekerja sebagai pelayan di kedai kopi yang tepat berada di bawah apartemen tempat tinggalnya di Australia, Ardhito beralih profesi.
Ia kemudian menjalani pekerjaan sebagai pelayan restoran cepat saji selepas keluar dari kedai kopi tersebut.
Pemain NKCTHI adakan syukuran satu juta penonton di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2020).
"Gue sempat kerja juga di MC Dona**s (di Australia) enam bulan," ujar Ardhito, dikutip dari Grid.ID.
Bekerja di restoran cepat saji tersebut ia merasa tak betah sebab sering menjadi target bullying oleh kawan kerjanya.
Profesi sebagai pelayan restoran cepat saji dirinya hanya bisa bertahan selama enam bulan saja.
"Gua nggak kuat enam bulan di sana, karena isinya bullying karena orang-orangnya sana semua," terangnya.
Keluar dari restoran cepat saji dirinya tetap harus mencari kerja untuk dapat bertahan hidup.
Akhirnya ia kembali jadi pelayan namun kali ini di sebuah katering atau jadi buruh katering lebih tepatnya.
"(Buruh katering) di Australia. Tapi di sini serunya, kan kalau kawinan di sana, botol-botolnya berserakan, terus teman-teman gue bilang 'Udah bawa pulang aja'"
"Ya udah sama teman-teman gue.... buat nyolong botol," ungkapnya.
Baca Juga: Kalah dalam Beberapa Aspek, Kelemahan Su-35 Jika Harus Adu Tarung dengan F-35 Lightning II
Pria kelahiran 22 Mei 1995 itu juga pernah jalani profesi seusai bidang kesukaannya di dunia musik.
Ardhito pernah jalani pekerjaan sebagai music director setelah dirinya selesai jalani profesi creative planner.
Ardhito Pramono
Hingga akhirnya, Ardhito lebih memilih tekuni hobinya dalam hal bermusik di genre Jazz hingga namanya melejit seperti saat ini.
Sejak itu, ia aktif merilis karya baru termasuk album a letter to my 17 year old yang dikeluarkan pada 2019.
Jerih payahnya pun berhasil diganjar sejumlah nominasi di Anugerah Musik Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Artis Solo Pria Solo Pop Terbaik, dan Artis Jazz Vokal Terbaik.
Sukses menjadi penyanyi, Ardhito melebarkan kariernya di dunia seni peran.
Belum lama ini, Ardhito membintangi film berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. (*)
"artis" - Google Berita
February 02, 2020 at 08:00PM
https://ift.tt/2Un9SYr
Sempat Jadi Korban Bullying Saat Jadi Pelayan Restoran Diusia 17 Tahun, Artis Ini Kini Jadi Dambaan Remaja ... - Sosok
"artis" - Google Berita
https://ift.tt/2MWxq3k
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sempat Jadi Korban Bullying Saat Jadi Pelayan Restoran Diusia 17 Tahun, Artis Ini Kini Jadi Dambaan Remaja ... - Sosok"
Post a Comment